BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Sistem
kelas dan status sosial ada di dalam setiap negara di dunia. Di Inggris
dan negara-negara lain di Eropa, konsep
tersebut begitu penting untuk memahami prilaku konsumen. Merek dan toko juga
mempunyai urutan kedudukan. Konsumen percaya satu merek lebih tinggi atau lebih
rendah dari merek yang lain, dan bahwa beberapa toko lebih cocok untuk orang
yang lebih tinggi dalam status sosial dibandingkan toko yang lain.
Merek
dan toko berusaha menegakkan suatu posisi atau lokasi di dalam pikiran/benak
pelanggan yang konsisten dengan nilai dan kepercayaan dari satu strata sosial
atau lainnya. Sttratifikasi menurut
konsumen tentang merek dan toko menghasilkan konsistensi kognitif di antara
berbagai sifat dan persepsi konsumen mengenai posisi sosial mereka sendiri. Ini
memungkinkan pelanggan berkata “merek (atau toko) ini adalah untuk saya.
1.2.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang di
atas dapat menimbulkan suatu masalah seperti :
a.
Apakah perbedaan kelas sosial dengan
status sosial ?
b.
Apakah yang dimaksud dengan social
mobility dan konsekuensinya terhadap pasar ?
c.
Bagaimanakah klasifikasi geodemografi
dan manfaatnya bagi pemasar ?
d.
Bagaimanakah pemasaran untuk pangsa
kelas sosial ?
1.3.
Tujuan Makalah
Dari rumusan masalah
yang telah ada maka tujuan dari makalah ini adalah :
a.
Untuk mengetahui perbedaan kelas sosial
dengan status sosial
b.
Untuk mengetahui social mobility dan
konsekuensinya terhadap pasar
c.
Untuk mengetahui klasifikasi
geodemografi dan manfaatnya bagi pemasar
d.
Untuk mengetahui pemasaran untuk pangsa
kelas sosial
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. PERBEDAAN ANTARA KELAS SOSIAL
DAN STATUS SOSIAL
2.1.1. Kelas Sosial
Istilah
kelas seperti yang telah terjadi dalam
bidang sosiologi tidak selalu mempunyai arti yang sama, walaupun pada
hakikatnya mewujudkan sistem kedudukan yang pokok dalam masyarakat. Dengan
demikian, pengertian kelas adalah suatu lapisan tanpa membedakan apakah dasar
lapisan itu faktor uang, tanah, kekuasaan, atau dasar lainnya. Adapun yang
menggunakan istilah kelas hanya untuk lapisan yang berdasarkan atas unsur
ekonomi, sedangkan lapisan yang berdasarkan atau kehormatan dinamakan
kedudukan.
Kelas sosial didefinisikan sebagai
suatu strata ( lapisan ) orang-orang yang berkedudukan sama dalam kontinum (
rangkaian kesatuan ) status sosial. Definisi ini memberitahukan bahwa dalam
masyarakat terdapat orang-orang yang secara sendiri-sendiri atau bersama-sama
memiliki kedudukan social yang kurang lebih sama. Mereka yang memiliki
kedudukan kurang lebih sama akan berada pada suatu lapisan yang kurang lebih
sama pula.
Kelas sosial didefinisikan pula
sebagai pembagian anggota masyarakat ke dalam suatu hierarki status kelas yang
berbeda sehingga para anggota setiap kelas secara relatif mempunyai status yang
sama, dan para anggota kelas lainnya mempunyai status yang lebih tinggi atau
lebih rendah. Kategori kelas sosial biasanya disusun dalam hierarki, yang
berkisar dari status yang rendah sampai yang tinggi. Dengan demikian, para
anggota kelas sosial tertentu merasa para anggota kelas sosial lainnya
mempunyai status yang lebih tinggi maupun lebih rendah dari pada mereka. Aspek
hierarkis kelas sosial penting bagi para pemasar. Para konsumen membeli
berbagai produk tertentu karena produk-produk ini disukai oleh anggota kelas
sosial mereka sendiri maupun kelas yang lebih tinggi, dan para konsumen mungkin
menghindari berbagai produk lain karena mereka merasa produk-produk tersebut
adalah produk-produk “kelas yang lebih rendah”.
Pendekatan yang sistematis untuk
mengukur kelas sosial tercakup dalam berbagai kategori yang luas berikut ini:
ukuran subjektif, ukuran reputasi, dan ukuran objektif dari kelas sosial.
Peneliti konsumen telah menemukan bukti bahwa di setiap kelas sosial, ada
faktor-faktor gaya hidup tertentu ( kepercayaan, sikap, kegiatan, dan perilaku
bersama ) yang cenderung membedakan anggota setiap kelas dari anggota kelas
sosial lainnya.
Para individu dapat berpindah ke
atas maupun ke bawah dalam kedudukan kelas sosial dari kedudukan kelas yang
disandang oleh orang tua mereka. Yang paling umum dipikirkan oleh orang-orang
adalah gerakan naik karena tersedianya pendidikan bebas dan berbagai peluang
untuk mengembangkan dan memajukan diri.
Dengan mengenal bahwa para
individu sering menginginkan gaya hidup dan barang-barang yang dinikmati para
anggota kelas sosial yang lebih tinggi maka para pemasar sering memasukkan
simbol-simbol keanggotaan kelas yang lebih tinggi, baik sebagai produk maupun
sebagai hiasan dalam iklan yang ditargetkan pada audiens kelas sosial yang
lebih rendah.
2.1.2. Status Sosial
Kadang-kadang
dibedakan antara pengertian kedudukan (status), dan kedudukan sosial (sosial
status). Kedudukan diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu
kelompok sosial. Kedudukan sosial diartikan sebagai tempat seseorang, secara
umum dalam masyarakatnya sehubungan dengan orang-orang lain, dalam arti
lingkungan pergaulannya, prestisenya, dan hak-hak serta kewajiban-kewajibannya.
Secara
abstrak, kedudukan berarti tempat seseorang dalam suatu pola tertentu. Dengan
demikian, seseorang dikatakan mempunyai beberapa kedudukan, oleh karena
seseorang biasanya ikut serta dalam berbagai pola kehidupan. Pengertian
tersebut menunjukkan tempatnya sehubungan dengan kerangka masyarakat secara
menyeluruh.
Masyarakat
pada umumnya membedakan status sosial menjadi 3 macam :
1. Ascribed
Status
Kedudukan seseorang
dalam masyarakat tanpa memerhatikan perbedaan rohaniah dan kemampuan. Kedudukan
tersebut diperoleh karena kelahiran, misalnya kedudukan anak seorang bangsawan
ialah bangsawan pula.
2. Achieved
Status
Kedudukan yang dicapai
oleh seseorang dengan usaha-usaha yang disengaja. Kedudukan ini bersifat
terbuka bagi siapa saja tergantung dari kemampuan masing-masing dalam mengejar
serta mencapai tujuan-tujuannya. Misalnya setiap orang bisa menjadi seorang
hakim atau tentara, semua itu tergantung apakah yang bersangkutan mampu
menjalani syarat-syarat tersebut atau tidak.
3. Assigned
Status
Lebih ditekankan kepada orang yang
berjasa yang diberi kedudukan yang tinggi. Kedudukan seseorang atau kedudukan
yang melekat padanya dapat terlihat pada kehidupan sehari-harinya melalui
ciri-ciri tertentu dalam sosiologi yang dinamakan prestise simbol (status
simbol). Ciri-ciri yang dianggap sebagai status simbol, misalnya cara
berpakaian, pergaulan, cara mengisi waktu senggang, memilih tempat tinggal cara
dan corak mengisi rumah kediaman dan seterusnya.
Jadi
dapat disimpulkan bahwa kelas sosial biasanya menggunakan ukuran ekonomi dan
merupakan suatu kumpulan masyarakat, sedangkan status sosial biasanya
menggunakan ukuran kehormatan dan merupakan suatu pribadi.
2.2. SOCIAL MOBILITY DAN
KONSEKUENSINYA TERHADAP PASAR
Mobilitas
adalah suatu gerak dalam struktur sosial,yaitu
pola tertentu yang mengatur suatu organisasi suatu kelompok sosial.
Tipe
gerak sosial ada 2,yaitu;
Ø Gerak
sosial vertikal
Gerak
sosial vertikal adalah suatu perpindahan individu atau objek sosial dari suatu
kedudukan sosial ke kedudukan lainnya yang tidak sederajat.
Sesuai
dengan arahnya,gerak sosial vertikal ada 2macam,yaitu;
A. Gerak
sosial vertikal naik
Terdapat dua bentuk
utam,yaitu;
·
Masuknya individu ang mempunyai
kedudukan rendah ke dalam kedudukan yang lebih tinggi
·
Pembentukan suatu kelompok baru,yang
kemudian ditempatkan pada derajat yang lebih tinggi
B. Gerak
sosial vertikal turun
Terdapat dua bentu
utama,yaitu;
·
Turunnya keddudukan individu ke
kedudukan yang lebih rendah derajatnya
·
Turunnya derajat kelompok individu yang
dapat berupa disentegrasi kelompok sebagai suatu kesatuan
Ø Gerak
Sosial Horizontal
Gerak
sosial horizontal ialah suatu perpindahan individu atau objek sosial dari suatu
kedudukan sosial ke kedudukan lainnya yang sederajat.
2.2.1. Pengaruh Mobilitas
Sosial terhadap Pasar
Mobilitas
sosial sendiri memiliki arti yaitu perbedaan status sosial. Perbedaan status
sosial antara seseorang dapat mempengaruhi prilaku seseorang dalam membeli.
Apabila mobilitas sosial seseorang lebih
tinggi maka secara otomatis orang tersebut akan mempunyai prilaku pembelian
yang lebih konsumtif, dan begitu sebaliknya jika seseorang berada pada tingkat
moilitas sosial yang rendah, maka orang tersebut tingkat konsumsinya akan
mengalami penurunan.
Kasus
tersebut sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Abraham H Maslow,yaitu Teori
Kebutuhan Maslow.
2.2.2. Karakteristik
Tujuh Kelas Sosial Versi Amerika
a. Kelas
Atas Tinggi
Elite sosial yang hidup
dari kekayaan warisan dan mempunyai latar belakang keluarga terkenal. Mereka
memberikan sumbangan dalam jumlah besar, memengaruhi lebih dari satu rumah,
pesta, dan lain-lain.
b. Kelas
Atas Bawah
Memengaruhi penghasilan
tinggi atau kekayaan lewat kemampuan yang luar biasa dalam profesi atau bisnis.
Mereka cenderung aktif dalam kegiatan sosial dan sipil, serta membeli sendiri
dan anak-anak mereka simbol seperti mobil mahal, dan rumah.
c. Kelas
Menengah Atas
Tidak memiliki status
keluarga, maupun kekayaan, mereka
terutama memikirkan “karier”. Mereka memperoleh posisi sebagai profesional,
manajer perusahaan, dan pengusaha independen. Mereka mengandalkan pendidikan,
keterampilan profesional, dan administratif.
d. Kelas
Menengah
Terdiri dari pekerja
kantor dan pihak yang memperoleh gaji rata-rata untuk mengikuti arus mode,
mereka sering sekali membeli produk yang populer. Mereka tidak ragu
membelanjakan lebih banyak uang untuk pengalaman bagi anak-anaknya dan
membimbing mereka menuju pendidikan tinggi.
e. Kelas
Pekerja
Terdiri darri mereka
yang menjadi panutan, berapa pun pendapatan mereka, apa pun latarbelakang
pendidikannya, ataupun pekerjaannya.
f. Kelas
Bawah Tinggi
Kelas bawah tinggi itu
bekerja, walaupun standar kehidupan mereka hanya sedikit di atas garis
kemiskinan. Mereka melakukan tugas tidak membutuhkan keterampilan dengan upah
yang amat rendah walaupun mereka berusaha untuk pindah ke kelas yang lebih
tinggi.
g. Kelas
Bawah Rendah
Kelas bawah rendah
hidup tergantung pada tunjangan sosial, kemiskinan tampak nyata dan biasanya
mereka menganggur.
2.3.
KLASIFIKASI GEODEMOGRAFI DAN MANFAATNYA BAGI PEMASAR
Di Indonesia merupakan Negara yang memiliki
jumlah penduduk yang lebih padat (±235.000.000 menurut sensus penduduk tahun
2010) dimna sebagian besar penduduknya
(65%) mendiami pulau jawa dan Madura yang memerlukan banyak
barang-barang yang harus dapat dipenuhi oleh pemasaran. Tetapi di sampan g
kenyataan ini para pemasar juaga perlu memahami bahwa Indonesia tersekmentasi
dalam berbagai kelas-kelas dan status social, dimana para pemasar harus
terlebih dahulu melakukan pemangsaan pasar sebelum terjun kepasar.
Segmentasi pasar merupakan tindakan membagi
sebuah pasar kedalam kelompok-kelompok pasar yang berbeda yang diperkirakan
membutuhkan produk. Dalam hal ini perusahaan mengidentifikasi cara-cara yang
berbeda untuk membagi pasar menjadi segmen-segmen, mengembangkan segmen pasar
yang menguntungkan dan mengevakuasi daya tariknya.
2.3.1.
Segmentasi Geodemografis
Jenis segmentasi gabungan ini didasarkan pada
pendapatan bahwa orang yang hidup dekat dengan satu sama lain mungkin mempunyai
keuangan, selera, pilihan, gaya hidup dan kebiasaan konsumsi yang sama.
Demografi adalah telaah mengenai populasi manusia dalam arti jumlah, kerapatan,
lokasi, umur, jenis kelamin, ras, dan jenis pekerjaan. Lingkungan demografis
sangat diperhatikan oleh pemasar karena melibatkan manusia dan manusialah yang
membentuk pasar. Variabel demografis terdiri atas karakteristik seperti usia,
penghasilan dan etnis. Geodemografi
merupakan sebuah kombinasi dari karakteristik demografis dan gaya hidup
konsumen dalam cluster geografis.perusahaan riset pemasaran telah mengembangkan
system klasifikasi atau Clusering yang
mengidentifikasi segmen-segmen geodemografis yang berbeda.
2.3.2.
Penetapan Sasaran Berdasarkan Geodemografis
Kata geodemografis adalah gabungan kata
geografi dan demografi, yang secara indah mendiskripsikan targeting dalam
bentuk ini. Dasar pemikiran menjadi landasan geodemographic targeting adalah
bahwa orang-orang yang menetap diarea yang sama, misalnya bertetangga atau
dalam satu zona kode area, juga memiliki persamaan dalam demografi dan gaya
hidup. Beberapa perusahaan mengembangkan layanan yang menghilangkan batas area
geografis kedalam common group atau cluster, dimana terdapat orang-orang dengan
karakteristik demografis serta gaya
hidup yang sama.
2.4. PEMASARAN UNTUK PANGSA KELAS SOSIAL
2.4.1.
Pemangsaan Pasar (Market Segmentation)
Kelas sosial kerap diterapkan pada masalah
pemangsaan pasar, proses mendefinisikan kelompok pelanggan yang homogen dan
membuat tawaran yang kuat secara khusus untuk mereka. Kelas social dirasakan
sebagai konsep yang berguna untuk pemangsaan pasar didalam kerja pelopor.
Prosedur untuk pemangsaan pasar mencakupi
langkah-langkah berikut:
- Identifikasi pemakaian kelas social dari produk.
- Perbandingan variabel kelas social untuk pemangsaan dengan variabel lain.
- Deskripsi karakteristik kelas social yang di identifikasi didalam target pasar.
- Perkembangan program pemasaran untuk memaksimumkan keefektifan bauran pemasaran yang didasarkan pada konsistensi dengan sifat kelas social.
Pangsa pasar kelas sosial dapat dideskripsikan
dengan 2 jenis variabel:
Ø Informasi profil umum
Ø Informasi spesifik produk
2.4.2.
Pengenalan Kebutuhan Dan Kriteria Evaluasi
Adapun kriteria untuk mengevaluasi produk atau
jasa yang memenuhi kebutuhan konsumen yaitu:
- Busana
Jenis, kualitas dan gaya busana yang dikenalkan
seseorang erat berhubungan dengan kelas sosial orang bersangkutan, seperti
dideskripsikan dengan gamblang didalam konsumen. Minat besar akan mode biasanya
didapatkan di dalam kelas sosial atas, walaupun minat yang tinggi mungkin
didapatkan di antara semua kelas sosial.
Busana berfungsi juga sebagaisimbol perbedaan
kelas karena visibilitasnya yang tinggi. Ketika remaja putri minta
mendeskripsikan karakteristik gadis yang popular, maka respon yang paling kerap
di berikan adalah “berbusana baik” yaitu dihubungkan dengan karakteristik kelas
sosial.
- Perabotan Rumah
Kriteria yang digunakan oleh keluarga untuk
melengkapi sebuah rumah dengan perabot berhubungan erat dengan kelas sosial.
Laumann dan House mengamati secara cermat isi dan karakteristik dari sebuah
ruang duduk, Responden modern umumnya bersikap mobile ke atas, didalam generasi
ini mereka kerap merupakan orang kaya baru. Orang kaya tersebut mungkin
mempunyai kebutuhan kuat untuk mengabsahkan status yang baru mereka dapatkan.
Namun, mereka mungkin belum diterima secara sosial oleh kelas atas tradisional,
maka berpaling pada konsumsi yang mencolok atau pamer produk yang merupakan
simbol dari kedudukan mereka.
- Waktu Senggang
Pemakaian terbanyak dari fasilitas waktu
senggang komersial dan fasilitas publik yaitu kelas menengah, karena kelas atas
kerap mempunyai fasilitas mereka sendiri dan kelas bawah kerap tidak mampu
menggunakan atau tidak mempunyai kecendrungan untuk berpartisipasi di dalamnya.
Kepala eksekutip perusahaan besar mungkin
mempunyai sedikit waktu untuk kegiatan senggang karena jam kerja mereka yang
panjang. Namun kebanyakan manajer senior menikmati pengajaran waktu senggang
secara harian. Banyak yang mengambil bagian dalam olah raga rekreasi, yang lain
melukis, bermain alat musik, memotret alam, dan keluarga dan lain-lain.
- Kartu Kredit
Penerimaan dan pemakaian kartu kredit
tampaknya berhubungan hingga jangkauan tertentu dengan kelas sosial . slocum
dan Mathews menyimpulkan bahwa kelas bawah lebih suka menggunakan kartu kredit
untuk barang tahan lamadan barang keperluan (perkakas, perabot dan
busana).berlawanan dengan kelas menengah, yang menggunakanya untuk hal-hal yang
mewah ( perjalanan, barang dan restoran).
2.4.3.
Proses Pencarian
Jumlah dan jenis pencarian yang dijalankan
oleh individu bervariasi menurut kelas sosial terendah, mempunyai sumber informasi
terbatas, dan mereka kurang beruntung dalam menyaring kesalahan informasi dan
kecurangan didalam masyarakat urban yang kompleks. Untuk mengimbanginya,
konsumen kelas pekerja kerap mengandalakn kerabat atau teman dekat untuk
informasi mengenai kepuasan konsumsi. Konsumen kelas menengah lebih percaya
pada informasi yang diperoleh dari media dan secara aktif terlibat dalam
pencarian exsternal dari media tersebut. Semakin tinggi tingkat sosial, semakin
besar akses kedalam informasi media.
2.4.4.
Bahan Sosial
Pola bahasa individual berkorelasi erat dengan
kelas sosial mereka. Didalam seperangkat exsperimen, kelas sosial responden
lebih dahulu diukur sebelum mereka diminta untuk membuat rekaman, fabel, selama
40 detik. Perekaman singkat ini diputar untuk kelompok y7yang terdidri dari
15-30 mahasiswa perguruan tinggi daerah yang berfungsi sebagai hakim. Penilaian
rata-rata nilai sosial oleh hakim-hakim ini berkorelasi 0,80 dengan kelas
sosial para pembicara.
Pentingnya bahasa dapat dimengerti melalui
analisis teks yang digunakan didalam iklan. Mobil mahal seperti Mercedes dan
Cadillac menggunakan kata-kata yang lebih panjang,, eufemisme yang lebih
sedikit dan lebih banyak bahasa abstrak.iklan mobil kelas bawah dan menengah
berbicara banyak tentang sifat fisik,menekankan gambar ketimbang kata dan lebih
memungkinkan menggunakan bahasa slang atau bahasa jalanan.
2.4.5.
Proses
Pembelian
Status
sosial mempengaruhi di mana dan bagaimana orang merasa mereka harus berbelanja.Orang
dengan status rendah memiliki tempat lokal yang memungkinkan bertatap muka di
mana mereka mendapatkan pelayanan dan kreditt yang mudah acap kali di dalam
lingkungan tempat tinggal.
Konsumen
kelas menengah atas merasa lebih percaya akan kemampuan mereka dalam
berbelanja.Mereka akan bertualang ke tempat – tempat baru untuk berbelanja dan
akan menelajahi sebuah toko untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.Toko
yang memberikan potongan harga secara tradisional menarik bagi kelas menengah karena
mereka cermat dan berpikiran ekonomis dalam pembelian mereka.Pada tahun – tahun
awal,toko yang memberikan potongan harga kerap tidak menjual mereka bergengsi
atau merk desainer,,tetapi karena pendapatan kelas menengah bertambah dan
pengaruh informasi meluas.
2.4.6.
Metode
Penelitian Pemasaran Untuk Mengukur Kelas Sosial
Para
peneliti pemasaran mengukur kelas sosial sebagai variabel bebas untuk
menentukan hubungannya dengan variabel terikat yaitu minat akan sesuatu.Metode
objektif memberikan status berdasarkan responden yang memiliki semacam nilai
dari variabel yang distratifikasikan.Variabel yang sering di gunakan yaitu
pekerjaan pendapatan, pendidikan ukuran dan jenis tempat tinggal, pemilikan
barang.
Nilai
– nilai yang di tetapkan dalam satu dri dua cara.Satu metode menggu nakan
survei terhadap orang yang diminta untuk meningkatkanprestise orang – orang
dalam berbagai pekerjaan.Metode yang kedua yaitu menggunakan ukuran objektif
seperti peningkatan pendidikan rata –rata atau pendapatan kelompok pekerjaan.
2.4.7.
Metode
Pengukuran dan Pendiskripsian Kelas Sosial
Adapun
metode penelitian kelas sosial berdasarkan pendekatan objektif.melibatkan
variabel kuantitatif dari ukuran status sosio ekonomi seperti pekerjaan, pendidikan
dan pendapatan.
Pekerjaan
Ketika
orang – orang asing bertemu, pertanyaan yang kerap di ajukan yaitu”apa
pekerjaan anda?”Pertanyaan ini memberi petunjuk yang baik mengenai kelas sosial
individu yang bersangkutan.
Metode
reputasi (reputational method)melibatkan pengajuan pertanyaan pada orang orang untuk menentukan peringkat sosial atau
prestise orang lain.Metode reputasi di kembangkan oleh Lloyd Warner(di kutip
oleh Shiffman & Kanuk,2006),,seorang pelopor dalam studi kelas sosial di
AS.Karya ini di perluas Burleigh Gardner dan rekan – rekannya di Deep South dan
di Midwest oleh Hollingshead.
Studi
– studi ini juga mencakupi asosiasi atau ukuran sosiometrik yang menghitung jumlah
dan sifat kontak pribadi dari orang yang di dalam hubungan mereka yang
informal.Studi ini juga di sebut studi partispasi evaluatif karena para
peneliti tidak hanya menggunakan data yang mereka kumpulkan dari
responden,tetapi juga observasi pribadi para peneliti yang di peroleh dengan
tinggal di dalam komunitas bersangkutan dan dari partispasi di dalm jaringan
informal dan organisasi formal komunitas yang bersangkutan.
2.4.8.
Indeks
Variable Tunggal Untuk Mengukur Kelas Sosial
Pekerjaan
di gunakan di dalam penelitian konsumen dengan meminta responden menuliskan
pekeraan mereka yang ektrak,yang belakangan dapat di beri kode secara numeris
menurut kelas sosialnya atau nilai statusnya. Nilai nilai ini di tetapkan satu dari dua cara.Satu
metode menggunakan survei terhadap orang yang di minta untuk memeringkat
prestise orang – orang dalam berbagai pekeraan atau memeringkat pekerjaan itu
sendiri. Metode kedua menggunakan ukuran objektif seperti pemeringkat tingkat
pendidikan ratta – rata atau pendapatan kelompok pekerjaan.
2.4.9.
Indeks
Item Ganda
Indeks
ganda menghubungkan beberapa indikator kelas sosial ke dalam sattu indeks yang
memberikan ukuran status sosial yang lebih kaya.Dengan menggunakan skor status
pekerjaan Nam dan Powers,suatu skor tambahan yang di tambahkan baik untuk
kategori pendidikan maupun tingkat pendapatan responden.
Skor
ini di dasarkan pada data sensus dan dapat di perbaharui untik merefleksikan
kenaikan inflasi pada pendapatan. Ketiga skor (pekerjaan, pendidikan, pendapatan)
kemudian di ringkas dan di bagi dengan angka 3 untuk memberikan skor SES item
ganda.Ini memberikan skor kelas sosial yang numeris yang mudah di gunakan yang
kemudian dapat di hubungkan dengan pembelian produk ,prefferensi
merk,pengelolaan media,atau variabel lain yang menarik untuk peneliti
pemasaran.
BAB III
PENUTUP
2.5. Kesimpulan
Pengaruh
kelas dan status sosial mempunyai tujuan untuk menganalisis pengenalan
kebutuhan, proses pencarian, kriteria evaluasi, dan pola pembelian dari
berbagai kelas sosial untuk mencocokkan produk dan komunikasi secara benar
dengan kelas sosial yang aktual dan yang dicita-citakan.
2.6. Saran
Untuk
memahami prilaku konsumen, sebaiknya produsen mengetahui pula tentang kelas dan
status sosial agar mengetahui apa yang diinginkan oleh para konsumen. Makalah
ini tidak luput dari kekurangan dan kesalahan. Kritik dan saran sangat
diharapkan untuk memperbaiki makalah ini agar menjadi lebih sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Prasetijo,
Ristiyanti. Dra. MBA., dan J.O.I, John Ihalauw. Prof. Ph.D.. 2005. Perilaku Konsumen. Salatiga.